Gunung Mahameru Tambak Banyumas
Padang Rumput Jambangan
Dari Cemoro Kandang perjalanan dilanjutkan ke Padang Rumput Jambangan. Situs ini berisi jenis bunga pinus, cantigi dan edelweis. Di Jambangan, puncak Mahameru terlihat jelas, termasuk lava perak di atas tebing.
Pangonan Kecil adalah padang rumput di lembah pegunungan Ayek-ayek. Masyarakat di daerah tersebut dikenal dengan sebutan Pagonan karena bentuknya seperti penggembalaan ternak.
Puncak Semeru disebut Mahameru. Meru berarti gunung dalam mitologi Hindu, tempat tinggal para dewa dan makhluk ilahi dan jantung alam semesta. Dari Mahameru, pendaki bisa melihat pemandangan kota Malang di sebelah barat. Di sebelah utara Kalian bisa melihat Gunung Kepolo dan Pegunungan Tengger. Sementara itu, Gunung Argopuro terlihat di pantai timur dan selatan selatan Mahameru. Bukan hanya mereka. Di Mahameru, ledakan asap di Kawah Jonggring Saloko masih aktif. Setiap 15 hingga 30 menit kawah meletuskan batuan vulkanik dan asap putih abu-abu sebelumnya meletus di hutan yang menjulang antara 300 dan 800 meter.
Gimana guys tertarik kan untuk mencoba mendaki Puncak Gunung Mahameru ini, oh iya untuk kalian yang bingung untuk bisa sampai ke Puncak Gunung Mahameru caranya bagaimana,mimin ada solusinya nih agar kalian bisa sampai ke gunung arjuno.
Kalian bisa menggunakan jasa dari travel Malang Surabaya Murah Nahwa Travel yang tentunya dapat mempermudah perjalanan kalian untuk sampai ke kaki gunung arjuno. Tak hanya itu Travel malang surabaya terbaik ini juga menyediakan beberapa paket wisata yang terdapat di daerah malang jawa timur dan juga menyediakan pengantaran bandara dan penjemputan juga loh guys, gimana guys? tentunya perjalanan berlibur kalian dapat diatasi dengan mudah kan?
Oh iya guys mungkin sampai disini dulu yah sedikit informasi yang dapat mimin sampaikan, semoga bermanfaat.
Bukit Mahameru Watuagung Tambak Bakal Dikelola Desa
Jumat 10-06-2016,16:29 WIB
TAMBAK-Bukit Mahameru di Desa Watuagung Kecamatan Tambak, memiliki potensi pariwisata yang bagus untuk dikembangkan. Sebab bukit dengan ketinggian 1.127 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu menawarkan panorama alam serta kesejukan. Ketua Karang Taruna Desa Watuagung, Nuryadi mengatakan, selama ini potensi pariwisata Bukit Mahameru dibiarkan begitu saja. keindahan Bukit Mahameru terlewatkan dan belum dikelola dengan baik. Padahal Bukit Mahameru bisa dikelola tanpa memerlukan biaya tinggi. "Kami konsentrasikan mengelola Bukit Mahameru karena sudah dikenal masyarakat," ujarnya. Menurut dia, dengan dikelolanya Bukit Mahameru, bisa menarik pengunjung untuk datang ke sana. Sayangnya, di bukit itu masih belum tersedia fasilitas mandi Cuci dan Kakus (MCK). Apalagi bukit Mahameru jauh dari pemukiman warga. "Sebentar lagi libur sekolah dan libur lebaran, diperkirakan banyak yang datang," ujarnya. Kepala Desa Watuagung, Sugito mengatakan, pengelolaan Bukit Mahameru akan dimulai tahun ini. Bukit mahameru masuk dalam unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan akan dianggarkan tahun 2017 mendatang. Untuk tahun ini, pengelolaannya masih swadaya oleh Karang Taruna dan desa. Menurut Sugito, selain untuk wisata, Bukit Mahameru sering menjadi tempat kemah para pelajar sekolah. Dia mengaku tidak akan merubah keasrian yang ada di bukit Mahameru. "Kalau keasrian tetap dipertahankan, hanya perlu penambahan tempat peristirahatan dan petunjuk arah," imbuhnya. (Wah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Watuagung adalah desa di kecamatan Tambak, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini merupakan desa paling utara di kecamatan Tambak yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen di sepanjang batas sebelah timur dan Kabupaten Banjarnegara disebelah utara. Sebagian besar wilayah Desa Watuagung adalah wilayah perbukitan hingga pegunungan. Desa Watuagung terdekat berjarak 2 Km dari pusat kecamatan Tambak dan terjauh hingga lebih dari 10 Km ke utara serta 56 Km dari pusat Kabupaten Banyumas. Desa Watuagung terbagi menjadi 10 Rukun Warga, 73 Rukun Tetangga, 5 Dusun dan lebih dari 43 Grumbul.
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Desa Watuagung terbagi menjadi 10 Rukun Warga, 73 Rukun Tetangga, 5 Dusun dan lebih dari 45 Grumbul.
Sebagian besar wilayah Desa Watuagung adalah wilayah perbukitan hingga pegunungan bagian dari lajur Pegunungan Serayu Selatan. Elevasi wilayah Desa ini antara 60-800 meter di atas permukaan air laut Mdpl dengan terdapat banyak lembah berarah utara - selatan. Sejumalah gunung terdapat dibagian utara desa ini seperti Gung Wagir Jampang (803 Mdpl), Gunung Mahameru (770 Mdpl) dan Gunung Plandi (703 Mdpl). Kondisi geografisnya membuat desa ini menjadi hulu beberapa sungai besar seperti Sungai Ijo, Sungai Tambak, dan Sungai Gumelar. Selain itu terdapat sungai-sungai kecil yang membatasi grumbul-grumbul yang ada di Desa Watuagung. Desa Watuagung yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun dan jumlah bulan hujan 5 Bulan. Suhu udara siang hari antara 25-32 °C dan rata-rata harian umumnya 28 °C namun saat Kemarau atau di Musim Bediding suhu malam hingga dini hari turun hingga 19 °C.
Desa Watuagung memiliki luas wilayah 3.057,06 Ha. Desa ini mempunyai tanah yang cukup baik dan normal untuk lahan pertanian. Terlebih dengan adanya perkembangan Pembangunan di bidang pertanian yaitu pembangunan Irigasi dan PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) sangat mendukung akan tetapi masih ada sebagian besar yang belum tercapai dengan maksimal dengan keterbatasnya bantuan dan perhatian. Wilayah utara umumnya merupakan kasawan Perhutani KPH Kedu Selatan BKPH Gombong Utara.
Tabel Penggunaa Lahan di Desa Watuagung:
Jumlah penduduk Desa Watuagung adalah 12.481 Jiwa (6.369 Laki-laki dan 6.112 Perempuan). Mata pencaharian penduduk Desa Watuagung mayoritas petani & berkebun, + 75% adalah petani penderes (Pengrajin Gua merah/Kristal) selian itu juga Pedagang, Dokter, PNS, dan lainnya. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Bahkan di antaranya menjadi TKI ke Malaysia, Jepang, Hongkong, dan Taiwan. Mayoritas penduduk Desa Watuagung memeluk agama Islam meski terdapat agama Buddha. Penduduk Desa Watuagung dalam kesehariannya berbahasa dengan Bahasa Jawa Dialek Banyumas. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagian besar tamatan Sekolah Dasar.
(Indonesia) SItus Resmi Pemdes Watuagung, Tambak, Banyumas Diarsipkan 2019-02-09 di Wayback Machine. (Indonesia) Data Pendidikan di Kecamatan Tambak
Scan the QR code and open PeakVisor on your phone
FC2F+3QH, Gn. Mahameru, Watuagung, Kec. Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53196, IndonesiaMap
Posted by khatulistiwa on 06.51 in bromo destinasi explore gallery wisata bromo |
, adalah sebutan terkenal dari puncak Gunung Semeru dengan ketinggian ± 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl), menempatkan diri sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung Semeru termasuk salah satu dari gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur, terletak diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang dengan posisi geografis antara 7°51’ - 8°11’ Lintang Selatan, 112°47’ - 113°10’ Bujur Timur.
) dapat terlihat dengan jelas dari Kota Malang dan beberapa tempat lainnya dengan bentuk kerucut yang sempurna, tapi pada kondisi yang sebenarnya di puncak berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya.
pada tahun 1913 dan tahun 1946 mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candipura dan Lumajang.
adalah bagian termuda dari Pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkannya berupa Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda, Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai, Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran, Pertumbuhan lambat/berangsur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Formasi geologi Gunung Semeru merupakan hasil gunung api kwarter muda, dengan jenis batuan terdiri dari : abu pasir/tuf dan
dengan bahan induk abu/pasir dab tuf intermedian sampai basis. Bentuk struktur geologi menghasilkan batuan yang tidak padat dan tidak kuat ikatan butirannya, mudah tererosi dimusim penghujan.
Jenis tanahnya adalah
, merupakan segabungan tanah dengan sedikit perkembangan profil dengan sedikit perkembangan profil dengan solum dangkal, tipis pada bahan induk kukuh. Pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang route perjalanan dari mulai
(2.200 m dpl) sampai Puncak Semeru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 30C–80C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 00C–120C kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan es yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya.
Dinginnya suhu disepanjang route perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menjadi udara semakin dingin. Berdasarkan topografi kawasan secara makro, pada tiupan angin membentuk pola yang tidak menentu dalam arti dominasi arah angin sulit ditentukan selalu berubah-ubah. Bentuk topografi yang dilingkari oleh tebing tinggi sekitar 200-500 meter sebenarnya memungkin dapat menahan arus kecepatan angin, tetapi karena banyak celah/lorong tebing tersebut, maka arus angin tidak tertahan bahkan melaju dengan kecepatan yang lebih cepat.
Bentuk topografi yang berupa cekungan sering terjadi angin siklus. Angin yang bertiup dikawasan ini berkaitan erat dengan pola angin disekitarnya, yaitu Angin tenggara atau angin Gending, Angin timur laut dan Angin barat laut.
Kecepatan angin yang terjadi cukup kuat antara 8–30 knots, dimana saat musim angin kencang banyak dijumpai pohon tumbang. Angin ini bertiup antara bulan Desember – Pebruari, dan untuk mencegah bahaya disarankan agar wisatawan/pengunjung tidak melakukan pendakian ke gunung semeru.
Merupakan hal yang biasa bila terjadi kabut sepanjang route perjalanan pendakian pada pagi hari dan sore hari sampai malam hari. Didaerah Ranu Kumbolo dan Kalimati sebagai tempat untuk menginap/bermalam selalu ditutupi kabul yang tebal.
Keberadaan kabut yang terjadi didua tempat tersebut selain dinginnya suhu udara (proses kondensasi udara), juga angin yang bertiup didaerah tersebut sambil membawa kabut. Khusus di daerah Ranu Kumbolo dengan adanya danau yang cukup luas menjadi pendukung pembentukan kabut karena proses penguapan air danau.
Secara umum keadaan iklim di wilayah gunung Semeru dan sekitarnya termasuk type iklim B (Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan antara 927 mm – 5.498 mm pertahun dan hari hujan 136 hari/tahun. Musim hujan jatuh sekitar bulan Nopember–April. Suhu udara di puncak Gunung Semeru pada bulan – bulan tersebut berkisar antara 2 derajat celcius – 4 derajat celcius.
Jalur Tumpang - Malang
Pendakian dari arah Malang merupakan jalur favorit karena ketersedian akses tranportasi dan akomodasi yang mudah di dapat. Kota malang yang merupakan kota yang memiliki banyak panorama alam yang indah serta tempat tujuan wisata yang mudah dicapai. Kota yang dijuluki sebagai tempat belajar yang nyaman ini memungkinkan kita berkunjung ke pencinta alam salah satu perguruan tinggi yang terdapat di kota ini.
perjalanan di lanjutkan menuju ke Tumpang via Terminal Arjosari dengan Angkot selama + 30 menit. Di Tumpang kita bisa langsung naik jeep dengan tarif berkisar Rp.15.000 sampai 25.000,- atau Truk yang menuju ke Ranupani. Disini kita bisa juga bermalam di tempat pemilik jeep bila kita kemalaman dan besoknya melanjutkan perjalanan. Logistik bisa di dapat di sini serta sarana telepon juga sudah banyak.
perjalanan dilanjutkan ke Ranu pani dengan melewati Gubuklakah, yang merupakan Desa penghasil apel lalu Ngadas, Tempat Suku tengger bermukim serta Jemplang–Bantengan ( Disini pemandangan ke Gunung Bromo nampak bagaikan hamparan permadani bila awal musin hujan mulai atau akan berahkir) . Perjalanan Tumpang ke Ranu pani membutuhkan waktu sekitar 4–5 jam.
(2000 m dpl) adalah sebuah dusun terahkir perjalanan bermotor dengan luas 279 Ha. Ditempat ini terdapat Pos Pemeriksaan Pendaki Gunung dan fasilitas yang ada berupa Pondok Pendaki, Pondok Penelitian, Pusat Informasi dan Kantor Resort, Wisma Cinta Alam, Wisma tamu dan Bangunan Pengelola.
Ditengah perkampungan Ranu Pani terdapat Danau (Ranu) Pani yang merupakan kawasan wisata yang mengasikan. Aktivitas memancing dan berjalan mengelilingi danau merupakan pengalaman yang terkesan. Dari Ranu Pani bila kita berjalan menyusuri jalan setapak lurus akan sampai di Ranu Regulo. (15 menit). Di Pos Ranu Pani kita juga dapat melakukan proses perijinan tetapi lebih baik perijinan dari kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 telp. 0341 – 491828.
Dari Ranu Pani perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan beraspal sepanjang ½ kilometer menuju jalan setapak pendakian menuju ke Ranu Kumbolo (2.390 m dpl). Melewati tanah pertanian daerah Watu Rejeng perjalanan menanjak di mulai. Disekitar perjalanan jalan ada yang tertutup oleh pohon tumbang/roboh ke jalan sehingga sesekali kita merayap di bawah tumbuhan rubuh. Nuansa perjalanan banyak dijumpai penduduk yang mencari kayu bakar serta burung di sepanjang route perjalanan.
Jarak dari Ranu Pani ke
sekitar 5 Km dengan waktu temput 90 menit. Lalu untuk sampai di Ranu Kumbolo membutuhkan waktu 90 menit dengan jarak 5 km. dan di Ranu Kumbolo kita bisa bermalam. Total Perjalanan dari Rani Pani Ke Ranu Kumbolo 3–4 jam perjalanan dengan jarak sekitar 10 Km.
(2.390 m dpl) merupakan lembah dan terdapat danau/ranu yang luasnya 12 ha. Daerah ini tempat peristirahatan yang memiliki pemandangan dan ekosistem dataran tinggi yang asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah – celah bukit menunjukan warna – warni yang membuat di sekitar danau berwarna kemerah–merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang terdapat disini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Di daerah ini terdapat Prasasti peninggalan jaman purbakala dn diduga merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
yang merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah
yang terletak tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal usul tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (
). Daya tarik dari kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang disekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
perjalanan diteruskan ke Kalimati. Melewati Tanjakan Cinta, yang merupakan tanjakan yang lumayan memeras tenaga dan diteruskan melewati Savana Oro-oro ombo (30 menit). Daerah ini merupakan padang rumput luasnya + 100 Ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit–bukit gundul dengan tipe ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasinya berada dibagian atas tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang – kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.
Perjalanan diteruskan ke
memerlukan waktu sekitar 3–4 jam perjalanan pendakian dan diteruskan melewati Padang Rumput–Jambangan dan menuju ke Kalimati. Di sini kita dapat bermalam dengan fasilitas Pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memesak dapat diambil dari Sumber Mani ( 15 Menit). Perjalanan dari Ranu Kumbolo menuju Kalimati memerlukan waktu sekitas 4-5 jam perjalanan pendakian.
kita menuju ke Arcopodo (2-3 jam). Arcopodo merupakan daerah yang berada dilereng puncak Gunung Semeru dan dapat digunakan untuk mendirika tenda gumn mencapai puncak Mahameru. Pagi hari setelah bermalam dari Kalimati atau Arcopodo perjalanana pendakian kita lanjutkan menuju ke puncak Jonggring Saloko dengan melewati tanah berpasir dengan kemiringan hampir 60 – 70 derajat. Diperlukan kewaspadaan khusus dalam melewati medan ini karena banyak batu – batu yang longsor oleh angin atau pendaki di atas kita. Perjalanan Arcopodo ke Puncak membutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan pendakian.
Sebelum melakukan pendakian ke gunung semeru usahakan terlebih dahulu mencari infomasi ke Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6 Malang 65100 Telp. 0341 – 491828 atau ke Organisasi Pencinta Alam misalnya IMPALA UNIBRAW, Jl. MT. Haryono 161 B (Kampus UNIBRAW) Malang Telp. 0341- 560576 atau OPA yang kamu kenal lainnya. Karena Pendakian ke Gunung Semeru tidak terus di buka atau sewaktu – waktu di tutup karena aktivitas kawah yang terus bergejolak atau ada kejadian alam disekitar jalur pendakian.
Bila anda di puncak Mahameru usahakan jangan terlalu lama karena pada siang hari arah angin cenderung ke utara sehingga asap akan bergerak ke utara. Karena semburan asap bisa mengakibatkan keracunan dan gangguan pernapasan yang bisa berakibat meninggal seperti kejadiaan yang pernah terjadi di puncak ini.
http://www.flickr.com/photos/fadilfb
http://www.flickr.com/photos/samatflickr
http://www.flickr.com/photos/tianyake
Puncak Gunung Mahameru Bromo – hallo guys apa kabar nih,mimin harap kalian selalu baik baik saja yah,oh iya pada kesempatan kali ini mimin akan membahas sedikit mengenai gunung loh guys. Gunung memang selalu memberikan kesan tersendiri bagi para pendaki yang mendatangi gunung tersebut. terkhususnya di jawa timur ada banyak sekali gunung yang tentunya dapat kalian kunjungi,dan yang akan mimin bahas untuk bisa menambah sedikit wawasan dan informasi kalian yakni Puncak Gunung Mahameru.
Gunung Mahameru adalah gunung berapi berbentuk kerucut di bagian timur Indonesia. Tertinggi di pulau Jawa, dengan puncak Mahameru, 3676 meter di atas permukaan laut (indah). Gunung ini terbentuk ketika perakit Indo-Australia berada di bawah rakit Eurasia. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Batu di puncak Semeru disebut Jonggring Saloko.
Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Bromo Tengger Semeru.
Baca Juga : Bromo Transit Park Jawa Timur
Jalur Senduro–Lumajang
Jalur ini relatif sepi bagi pendakian karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari Senduro. Bila kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan yang masih relatif alami dan tempat persembahyangan agama hindu di Senduro yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan bermotor. Dari setelah tiba di Ranupani perjalanan sama dengan jalur Tumpang –Malang.
Gas Beracun di Puncak Semeru
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru), pendaki disarankan untuk tidak memasuki Kawah Jonggring Saloko, yang juga dilarang mendaki dari selatan karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Gas beracun ini dikenal oleh penduduk setempat sebagai Wedhus Gembel (dalam bahasa Jawa berarti “kambing gimbal”, kambing dengan rambut gimbal – seperti). Suhu di puncak Mahameru antara 4 hingga 10 derajat Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius dan didapatkan kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Anginnya banyak, pada bulan Desember – Januari sering terjadi badai.
Letusan Wedus Gembel terjadi setiap 15-30 menit di atas Semeru yang masih aktif. Pada November 1997, Gunung Semeru meletus 2.990 kali. Pada siang hari, angin diarahkan ke punggung bukit, untuk mencegahnya mendekat pada siang hari ketika berbaring telentang, racun dan ledakan mengarah ke belakang.
Ledakan tersebut berupa asap putih, abu-abu hingga hitam dengan ketinggian letusan 300 hingga 800 meter. Material yang terjadi pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil bahkan batu panas, yang sangat berbahaya jika mendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994, lahar panas mengalir di lereng selatan Semeru Fjall dan banyak yang mengklaim hal ini, meskipun pemandangan dari sungai hangat ke laut adalah pemandangan yang sangat menarik.
Letusan pada awal Januari 2021 menyebabkan terbentuknya 5 kecamatan di lereng Semeru; Kota Candipuro, Kota Pasrujambe, Kota Senduro, Kota Gucial dan Kota Pasirian. PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 km dari puncak Gunung Semeru dan 4 km ke arah bukaan kawah tenggara serta mewaspadai turunnya awan lahar panas. longsoran dan aliran lahar di sepanjang sungai/lembah yang melintasi sungai. mencapai puncak Semeru. Cakupan dan durasi proposal ini akan terus ditinjau untuk melihat apakah ada tanda-tanda risiko yang berkembang.
Berikut adalah 9 spot foto yang bisa Kalian singgahi dalam perjalanan menuju puncak Semeru atau yang dikenal dengan sebutan Mahameru..
Ranu Pane adalah kota kecil terakhir di Gunung Semeru dengan ketinggian 2100 meter di atas permukaan laut. Kota kecil ini merupakan persinggahan bagi para pendaki gunung. Dahulu kala, seorang Belanda menyewa 225 hektar tanah bernama Tuan Besar A Gisius yang membangun sebuah peternakan (pertanian dan peternakan) “de Semeroe Hoeve”. Gisius juga merupakan perwakilan dari Asosiasi Olahraga Gunung Hindia Belanda (Nederlandsch-Indische Vereeniging voor Bergsport). Gisius juga memiliki cottage di Ranu Kumbolo dan Arcopodo. Ketika Jepang tiba, Belanda dideportasi dan nasib mereka tidak diketahui.
Ranu atau Danau Kumbolo adalah danau terbesar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Disusul Ranu Pane, Ranu Regulo dan Ranu Darungan. Di sebelah barat Danau Kumbolo terdapat sebuah prasasti yang dianggap peninggalan kerajaan Majapahit, yang menyuruh Mpu Kameswara untuk mencapai kesempurnaan.
Oro-oro Ombo merupakan kawasan seluas 100 hektar dengan lereng pinus laut. Dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan dengan pemandangan yang indah. Di sisi barat Gunung Kepolo, Kalian dapat melihat puncak Semeru yang mengeluarkan asap dari Ombo Emas-Emas.
Kalimati berasal dari nama sungai yang telah kehabisan air. Air hanya tersedia saat musim hujan dan bercampur dengan aliran lahar Semeru. Tempat ini merupakan tempat para pendaki mempersiapkan diri menuju puncak Mahameru. Kalimati adalah padang rumput dengan hutan mulia yang luas dan padang rumput dengan luas 20 hektar. Daerah ini dikelilingi oleh hutan alam dan perbukitan rendah. Kalimati juga memiliki musim semi. Tempatnya sekitar 1 km ke arah barat. Sumber air ini sering digunakan oleh umat Hindu untuk membawa air suci ke Batu Semera.
Arcapada terletak di lereng Gunung Semeru dengan jalan yang terus menanjak dan berkelok-kelok melewati hutan pinus dengan kondisi jalan berdebu. biasanya para pendaki akan transit di Arcapada. Vegetasi terakhir adalah 3250 meter di atas permukaan laut. Arcapada ada dua arca yang disebut arcopodo atau reco podo dalam bahasa Jawa. Ada ribuan prasasti duka bagi pendaki gunung yang meninggal di Semeru di Arcapada. Salah satunya adalah prasasti Soe Hok Gie dan Idhan Lubis yang meninggal pada 16 Desember 1969. Namun, pada tahun 2002 prasasti di kepala Mahameru berubah.
Cemoro Kandang merupakan hutan yang ditumbuhi pohon pinus dan pakis. Situs ini berada di selatan padang rumput Ombo Oro-oro. Kawasan ini memiliki bentang alam yang relatif datar, beberapa hewan seperti rusa, mamalia dan burung sering dijumpai di sini.
Vegetasi dan Keanekaragaman Hayati
Vegetasi yang berada di wilayah Gunung Semeru dan sekitarnya yang termasuk dalam Zona Sub Alfin di dominir oleh jenis pohon Cemara Gunung (
Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominasi oleh Alang – alang (
) dan Edelwiss putih (
). Pada lereng – lereng yang curam menuju puncak Semeru sekitar Arcopodo dijumpai jenis paku-pakuan seperti
dan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di wilayah
Disekitar Gunung Semeru pada ketinggian lebih dari 3.100 meter dari permukaan laut, kondisinya merupakan batuan, pasir dan abu tanpa vegetsi sama sekali. Kehidupan fauna yang terdapat di sekitar Gunung Semeru sangat terbatas, baik jumlah maupuan jenisnya yang terdiri dari beberapa jenis burung, primata dan satwa liar lainnya, antara lain Macan Kumbang (
) dan lain – lain. Di Ranu Kumbolo terdapat Belibis (
) yang masih hidup liar.
Pada bulan-bulan libur sekolah, pendakian menuju Gunung Semeru bakal rame. Ranu Kumbolo yang menjadi favorit para pendaki dan sekaligus sebagai camp sementara untuk istirahat sebelum menuju puncak akan berubah menjadi perkampungan baru para pendaki dari berbagai penjuru. Untuk Menuju daerah awal pedakian kita bisa mengunakan dua jalur yaitu dari arah Senduro – Lumajang dan Tumpang-Malang.